Kamis, 06 Agustus 2009

Al-Qur'an adalah obat kesembuhan jiwa dan raga

Kami berada pada hari terakhir I’tikaf.
Sungguh hari-hari yang indah…tidak terdengar padanya selain suara tangisan dan istighfar..
Dan tidak terlihat disana kecuali orang-orang yang thowaf dan sholat..
Sungguh hari-hari yang suci..

Aku keluar dari majidil haram, memandangnya dengan pandangan perpisahan..aku ingin memuaskan mataku dengan memandangnya.. dan memuaskan bathinku untuk sllu melihatnya…
Allah Maha mengetahui, bisa jadi ini adalah I’tikf ku yang terakhir…

Jalanan cukup sepi..hanya ada beberapa turis yang membawa barang-barang mereka..bersiap-siap untuk melakukan perjalanan..


Aku ingin sekali mengucapkan salam kepada setiap orang yang aku temui, dan memeluk mereka..
Sungguh perpisahan itu sangatlah sulit, dan rasanya pun begitu pahit…

Kakiku menuntunku menuju rumah tempat tinggalku tanpa ada rasa apa-apa….begitu aku melihat rumahku, aku ingat…
Tadi aku meninggalkan anakku ahmad terbaring di tempat tidur, umurnya empat tahun, dia laksana kembang kehidupan…

Aku masuk ke dalam rumah..
“istriku, bagaimana keadaan ahmad?”
“dia..dia..panasnya masih tinggi..”
“ga apa-apa, insya Allah besok kalo kita sudah sampai di Jeddah panasnya akan hilang, mungkin itu pengaruh cuaca dan keramaian..”

Di Jeddah.

Aku membawa ahmad ke dokter…
“panas biasa kok, ini obatnya..besok juga hilang..”

Seminggu berlalu, panasnya masih sama, ga turun-turun…
Akhirnya aku membawanya ke dokter lain..
Satu dokter…dua dokter…dan banyak dokter telah memeriksanya..
Keadaannya semakin membingungkan..
Sekarang dia seperti mayat yang tidak bergerak..
Hati istriku menjadi hampa..

Aku memeriksakan ahmad ke rumah sakit yang lebih besar..
Dan hasil pemeriksaannya akan keluar dua hari lagi..
Pada hari H nya kami pun datang ke rumah sakit..

Istriku berjalan seperti orang linglung…kakinya sudah tidak mampu lagi menopang dirinya..pandangannya kosong..sementara aku, aku menguatkan diriku dengan tasbih dan istighfar…


“..Dokter..bagaimana hasilnya dok? Bagaimana keadaan anak saya?”
“…insya Allah baik, ini adalah ketetapan Tuhan, anak anda terkena kanker darah…”
Semuanya nya bercampur aduk di depanku…aku cepat sadar dan ku pegang istriku yang mau pingsan… “…terus dok? ”
“ sel-sel kanker sudah menyebar di sekujur tubuhnya, ini harus cepat di obati…anda bisa membawanya ke Riyadh…

Kamipun siap-siap dan bergegas untuk berangkat ke Riyadh..dan kami pun sampai di rumah sakit..
Hasil dokter mengatakan bahwa sel-sel kanker itu telah menyebar dengan cepat, jadi harus dilkukan pencucian darah setiap waktunya..

Disinilah perjalanan medis yang panjang dimulai…
Kami kembali ke Jeddah.. kondisi ahmad mulai membaik, dan mulai normal…rasanya mentari harapan telah muncul dalam diri kami…

Kami mulai bernafas lega..setelah beberapa waktu kemaren selalu dihantui oleh pikiran-pikiran buruk yang akn terjadi…akan tetapi..

Selang beberapa waktu kemudian tubuh ahmad kembali panas… aku mengajukan cuti dari kantor… kami kembali ke Riyadh.. setelah diperiksa ternyata sel kanker itu datang lagi, bahkan lebih parah dari sebelumnya…harapan kami pun semakin tipis.. kami menginap di hotel..ahmad pun terbaring di tempat tidurnya…

Aku tenangkan istriku yang dikelilingi ketakutan, kegelisahan dan momok kematian…kini tinggal aku sendiri..antara sadar dan tidak…aku dikejutka oleh suara azan yang berkumandang, memanggil untuk mendatangi masjid-masjid…akupun berwudhu…rasanya cape kemaren hilang bersama air wudhu ini…

Di masjid…

Aku bertemu dengan seorang temanku, dia adalah sahabatku di Jeddah..kini ia telah pindah ke Riyadh..kamipun berbincang-bincang..aku menceritakan semua musibah dan kesedihanku padanya.. dia adalah seseorang yang tenang dan bijaksana..

Diujung cerita, dia berkata:
“..kenapa kamu tidak mencoba berobat dengan Al-Quran? Disini ada seorang syaikh yang selalu menjadi imam sholat..dia membacakan Al-Quran kepada mereka, dan Allah pun menyembuhkan penyakit mereka dengan perantara ayat-ayat Al-Quran yang dibacakan oleh syeikh itu..”

Aku langsung berdiri dihadapannya sambil melotot dan berkata:
“..apa kamu bilang? Seorang syeikh?? Rumah sakit besar saja tidak sanggup melakukannya dan para dokter juga tidak ada yang mampu menyembuhkannya,..kamu bilang syeikh?!

“…subhanallah…hei abu ahmad, apa kamu tidak pernah mendengar firman Allah:

(( وَ نُنَزِّل مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَ رَحْمَةُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ ))
“…dan kami turunkan dari Al-Quran itu ayat-ayat yang menjadi obat dan rahmat bagi orang-orang yang beriman..”

“..iya..iya..tapi ini adalah kanker…kanker darah…sel-sel kanker !!”
“..subhanallah.. apakah kanker itu lebih besar dari Allah? Wahai abu ahmad, Apakah kamu meragukan firman Allah ?”
“..tidak..tidak…Astaghfirullahal azhim.. Astaghfirullahal azhim..”

Aku keluar dari masjid sambil berfikir dan berfikir…
Aku angkat pandanganku ke langit, aku melihat cahaya fajar menyingsing dan kepergian gelap malam…akupun merasa sedikit senang dan bahagia..

Pada waktu dhuha..
Aku membawa anakku yang sudah tidak bergerak lagi seperti mayat..seperti orang yang sedang sekarat dan hidupnya akan berakhir…ibunya mencium kepalanya dan mendoakan kami..

Kamipun sampai ditempat syeikh itu dan akupun menceritakan semuanya..
Dia memegang ubun-ubun ahmad kemudian membaca ayat-ayat Al-Quran dengan tenang..
Subhanallah…betapa besar kepercyaan syeikh ini kepada Allah dan firman-Nya…setelah selesai mambacakan ayat-ayat Al-Quran syeikh itu berkata..
“..datanglah kesini setiap hari selama satu minggu, insya Allah dia akan sembuh..”

Setiap hari aku membawa ahmad kepadanya, dadaku mulai terasa lapang, dan hatiku dipenuhi dengan harapan..
Anakku mulai sembuh, dia mulai bangun dari tidurnya, seperti anak burung yang baru bangun…belum sampai tujuh hari dia sudah bisa bercanda dan bermain, dia bermain di rumah didepan ibunya yang ikut sembuh dengan kesembuhan ahmad..aku sangat senang dan bahagia sekali…

Tapi aku masih penasaran, akhirnya aku membawa ahmad ke rumah sakit untuk diperiksa, dan hasilnya…TIDAK ADA LAGI SEL KAKNKER YANG TERSISA..aku pun segera sujud syukur..
Para dokter berkumpul dan keheranan…mereka bertanya:
“..siapa yang telah menyembuhkannya?”
Akupun menjawab:
“ALLAH….Dialah yang telah menyembuhkannya…”


di ambil dari buku "almilaadul Jadiid" karya Syeikh Al-ghomidi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar