“ketika islam muncul, islam itu dinilai “aneh”..dan akan kembali di nilai “aneh”, maka beruntunglah orang-orang yang “aneh” itu” (al-hadits)
Demikianlah yang telah di gambarkan oleh baginda Rasulullah Saw 14 abad yang silam tentang islam ini. Ketika islam itu dibawa oleh Nabi Muhammad Saw, semua orang menganggap islam itu aneh, “apakah dia (Muhammad) menjadikan tuhan-tuhan itu sebagi tuhan yang satu saja (Allah)? Sesungguhnya ini merupakan sesuatu yang aneh..” bahkan Nabi Muhammad Saw sebagai pembawa risalah ini mendapat cacian dan celaan bahkan Beliau juga di tuduh sebagai dukun, orang gila, tukang tenun.. dan lain sebagainya.
Namun semua itu tidak mengendorkan semangat Nabi Saw dalam mengemban risalah ini karna beliau yakin bahwa inilah kebenaran, dan beliau hanya ingin menyelamatkan manusia ini dari kegelapan jahiliyah. Seiring dengan berjalannya waktu, berkat kesabaran dan keteguhan Nabi Muhammad Saw, akhirnya islam mulai diterima dikalangan masyarakat, mereka mulai menerima islam dan memeluknya, bertambah, dan terus bertambah pada setiap waktunya hingga akhirnya manusia berbondong-bondong masuk islam,
dan islampun menyelimuti bumi menjalankan misinya sebagai Rahmatan lil ‘alamin…
Namun sebagai mana sabda Nabi yang mengabarkan bahwa islam itu akan kembali menjadi “aneh”, maka mungkin sekarang lah waktu yang beliau maksud, ketika ajaran-ajaran islam dinilai sudah tidak relevan lagi dengan zaman yang di anggap serba modern ini, dimana orang-orang yang benar-benar memegang teguh ajaran islam dinilai “jadul”-“kuper”-“ga gaul”- “aneh” dan sebagainya.
Sungguh ironis, tapi inilah kenyataan. Islam yang dulu telah menyelamatkan peradaban umat manusia, yang telah memberikan kejayaan kepada peradaban umat manusia, kini dinilai “aneh” oleh sebagian orang yang menganggap dirinya sebagai intelektual, begitu juga para budak modernisasi, mereka bagaikan kacang yang lupa akan kulitnya.
Lihatlah bagaimana sebagian para remaja putri yang menganggap temannya yang memakai kerudung misalnya, mereka akan menjauhinya dan menyebutnya dengan sebutan cupu lah, kuno lah, ga gaul lah, dan akhirnya mereka memusuhinya. Padahal Allah Swt Yang Maha mengetahui apa yang terbaik untuk hambanya telah memerintahkan kepada para wanita muslimah yang baik untuk menutupi auratnya, dan itu semua adalah semata-mata untuk kebaikan mereka sendiri.
Firman Allah: “Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Ahzab 59)
Lihat juga sebagian para wanita muslimah -semoga Allah memberi mereka petunjuk- dengan menggombak gemburkan HAM, EMANSIPASI, KEADILAN, PERSAMAAN HAK, dan lain sebagainya, mereka menuntut hal-hal yang mereka anggap baik untuk mereka, padahal Allah Tuhan mereka telah memberikan yang terbaik bagi mereka melarang hal tersebut.
Rasulullah Saw ditanya oleh para shahabat beliau tentang siapa orang “aneh yang beruntung” itu, dan Beliau menjawab, “mereka adalah sekelompok kecil orang-orang baik, yang berada ditengah masyarakat yang rusak/buruk”
Berbahagialah kalian hai orang-orang yang di anggap “aneh”-“jadul”-“kuno” karna senantiasa berpegang teguh kepada Al-Quran dan Sunnah, karna Allah telah menjanjikan untuk kalian melalui lisan Rasul-Nya kebahagiaan yang abadi yang menjadi idaman setiap insan.
Jangan lah kita menjadi seperti orang yang disebut Nabi sebagai “imma’ah”, yaitu orang-orang yang ketika orang lain melakukan kebaikan mereka pun melakukannya, namun ketika orang itu melakukan keburukan diapun melakukannya.
Pepatah kita mengatakan, jangan lah menjadi baling-baling di atas bukit, kemanapun angin bertiup, maka ia akan menghadap kesana, tapi jadilah kita seperti ikan di dalam laut, meskipun hidup di air yang asin, tapi dagingnya tetap manis dan enak….
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar